Baca Juga : Ulsan Hyundai Bidik Gelar Liga dengan Kemenangan di Kandang Lawan Gangwon FC
“Jika Anda bekerja hingga jatuh sakit atau bahkan meninggal, posisi Anda akan digantikan, tetapi keluarga Anda tidak bisa,” ujarnya. “Jangan bekerja terus-menerus dari Senin hingga Minggu tanpa waktu istirahat.”
Ia juga menganjurkan adanya sesi istirahat singkat di tengah jam kerja agar pekerja dapat mengurangi tekanan yang mungkin terjadi.
Selain itu, Dr. Abiola mengajak masyarakat untuk meluangkan waktu untuk bersantai dan memandang segala situasi dari sisi positif, meskipun dalam kondisi ekonomi yang sulit.
"Berliburlah, lakukan hal-hal yang membawa kebahagiaan, dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki pandangan positif," saran Dr. Abiola.
Baca Juga : Ini Sosok Sunita Williams, Jejak Langkah Astronot Wanita Terlama di Luar Angkasa
Menurutnya, manusia umumnya menghabiskan sekitar sepertiga dari hidupnya untuk tidur, di mana setiap orang sebaiknya tidur antara enam hingga delapan jam per hari.
Ia menjelaskan bahwa seseorang yang sudah berusia 45 tahun kemungkinan telah menghabiskan 15 tahun dari hidupnya untuk tidur, sementara anak berusia 10 tahun telah tidur selama empat tahun.
Dr. Abiola juga mengingatkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat mengurangi produktivitas seseorang di tempat kerja, menurunkan kewaspadaan, dan mengurangi kemampuan berkonsentrasi.
“Tidur cukup sama pentingnya dengan pola makan bergizi dan olahraga untuk menjaga kesehatan,” katanya. “Kurang tidur telah dikaitkan dengan depresi, gangguan kecemasan, dan stres mental.”
Baca Juga : Dukung Timnas! Ini Harga Tiket Indonesia vs Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Jika Anda sulit tidur, lanjutnya, Anda akan lebih rentan terhadap kecemasan, depresi, dan bahkan dorongan untuk bunuh diri. Kurang tidur juga membuat Anda sulit mengelola stres, bahkan dari hal-hal kecil sekalipun,” jelasnya.