Kapolsek Telanaipura, AKP S Harefa, menjelaskan bahwa penyelidikan awal mengindikasikan SAS mengalami depresi. “Riwayat pencarian internet di ponselnya menunjukkan bahwa ia mencari informasi tentang cara bunuh diri,” ungkap Harefa.
Keluarga korban menolak otopsi, sehingga hanya dilakukan visum sebelum jenazah SAS dipulangkan ke rumah duka di Lubuk Linggau untuk dimakamkan. Harefa berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental.
“Ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental orang-orang terdekat, terutama mahasiswa,” jelasnya.
Iptu Junaedi, Kanit Reskrim Polsek Telanaipura, juga menghimbau masyarakat untuk terbuka kepada keluarga atau orang terdekat saat menghadapi masalah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Baca Juga : Seleksi CPNS 2024: Panduan Lengkap Cara Daftar dan Persyaratan
Petugas keamanan gedung mengungkapkan bahwa SAS datang seorang diri dengan sepeda motor dan terlihat gelisah sebelum akhirnya ditemukan tewas. “SAS mulai terlihat gelisah sekitar pukul 21.20 WIB. Ia mondar-mandir di dalam kafe, tampak bingung dan cemas,” kata petugas keamanan.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya dukungan mental dan emosional bagi mahasiswa serta peran institusi pendidikan dalam memberikan perhatian yang lebih intensif.*