MATAJAMBI.COM – Protein dikenal sebagai salah satu makronutrien penting selain karbohidrat dan lemak.
Zat gizi ini memiliki peran vital dalam menjaga fungsi tubuh manusia, mulai dari transportasi oksigen, memperkuat sistem kekebalan, mengirim sinyal saraf, hingga mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah mengonsumsi protein terlalu banyak bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan?
Mengutip laporan Healthline, kebutuhan protein setiap individu tidak bisa disamaratakan.
Faktor yang memengaruhi antara lain berat badan, usia, tingkat aktivitas fisik, komposisi tubuh yang diinginkan, hingga kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Menurut standar Recommended Dietary Allowance (RDA), kebutuhan protein harian setara 0,8 gram per kilogram berat badan.
Artinya, seseorang dengan berat badan 60 kilogram memerlukan sekitar 48 gram protein per hari.
Meski demikian, para pakar menegaskan bahwa orang dengan aktivitas fisik lebih tinggi membutuhkan asupan yang lebih besar.Beberapa organisasi kesehatan bahkan merekomendasikan 1,2 hingga 2 gram protein per kilogram berat badan per hari, khususnya untuk mereka yang rutin berolahraga.
Atlet, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, serta pasien dengan kondisi medis tertentu juga memerlukan protein lebih banyak.
Sebagai contoh, kebutuhan protein ibu hamil ditetapkan sekitar 1,1 gram per kilogram berat badan.
Kekhawatiran yang sering muncul adalah risiko diet tinggi protein terhadap kesehatan ginjal, jantung, maupun tulang. Namun, sejumlah penelitian justru menunjukkan fakta berbeda.
Sebuah studi besar yang melibatkan lebih dari 12 ribu orang dewasa menemukan tidak ada hubungan antara konsumsi protein baik hewani maupun nabati dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Penelitian pada 2020 juga tidak menemukan kaitan antara asupan protein tinggi dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Bahkan, analisis terbaru tahun 2023 menegaskan hal serupa untuk risiko stroke dan kematian akibat gangguan jantung.