MUARO JAMBI, MATAJAMBI.COM – Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi, akhirnya buka suara sekaligus menyampaikan permohonan maaf terkait insiden pada perayaan HUT RI ke-80 di Lapangan Unit 4, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Minggu 17 Agustus 2025.
Kejadian tersebut membuat penampilan drumband MTsN 7 Sungai Bahar batal dilanjutkan dan menimbulkan rasa kecewa dari banyak pihak.
Agus menjelaskan bahwa insiden itu murni akibat miskomunikasi internal panitia.
Ia menegaskan tidak pernah mengetahui adanya rencana kejutan ulang tahun untuk dirinya yang jatuh pada 16 Agustus dan digabungkan dengan rangkaian acara kemerdekaan.
“Kejutan tersebut datang dari tim voli yang baru saja memenangkan Piala Kapolres Cup Muaro Jambi 2025 di Tunas Muda. Niat mereka baik, ingin memberi kejutan, tetapi waktunya tidak tepat.
Harusnya dilakukan setelah upacara dan hiburan HUT RI selesai. Saya pun langsung menghubungi kepala sekolah untuk menyampaikan permintaan maaf,” ungkap Agus.
Fokus ke Prestasi Pemuda
Agus juga menegaskan bahwa inti dari perayaan HUT RI seharusnya adalah mengangkat semangat dan prestasi anak-anak muda.
“Kita patut berbangga dengan tim voli putra Sungai Bahar yang meraih juara pertama, putri peringkat ketiga di Kapolres Cup 2025, serta capaian juara dua dalam ajang Bujang Gadis. Itu yang seharusnya lebih ditonjolkan,” ujarnya.Dengan kerendahan hati, Agus menyatakan akan segera menemui pihak sekolah dan para siswa drumband yang merasa kecewa.
“Besok saya bersama Kapolsek akan datang langsung ke MTsN 7 Muaro Jambi untuk menyampaikan permintaan maaf secara tatap muka,” tegasnya.
Luruskan Informasi yang Keliru
Selain meminta maaf, Agus juga meluruskan kabar yang beredar di masyarakat. Ia menyebut ada pemberitaan keliru yang menyebut bahwa istrinya yang berulang tahun.
“Faktanya, memang saya yang berulang tahun pada 16 Agustus. Sedangkan istri saya baru akan berulang tahun pada bulan Oktober,” jelasnya.
Dengan permintaan maaf terbuka ini, Agus berharap masyarakat dapat memahami duduk perkara sebenarnya serta tidak lagi terjebak dalam kesalahpahaman yang berpotensi memicu polemik lebih panjang.