MATAJAMBI - Kopi dan teh menjadi dua minuman yang paling banyak dipilih masyarakat dunia. Di Amerika Serikat, misalnya, survei National Coffee Association 2025 mencatat bahwa dua dari tiga orang dewasa mengonsumsi kopi setiap hari angka ini naik sekitar 7 persen dibandingkan tahun 2020.
Sementara itu, Asosiasi Teh mencatat hampir separuh populasi rutin menikmati teh. Tren terbaru juga menunjukkan bahwa teh kian diminati kalangan muda, terutama di kedai teh modern yang menawarkan pengalaman sosial layaknya kafe dan bar.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa teh memiliki kaitan erat dengan usia hidup yang lebih panjang. Meta-analisis pada tahun 2024 yang melibatkan 1,3 juta peserta mengungkapkan bahwa konsumsi teh dalam jumlah sedang sekitar 1,5 hingga 2 cangkir per hari berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung, kanker, dan penyebab lainnya. Temuan pada 2025 juga memperkuat bahwa teh hitam dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner, terutama pada konsumsi 2 cangkir atau lebih.
Riset sistematis mengenai teh hijau memperlihatkan adanya perbaikan ringan namun konsisten pada tekanan darah, kadar gula darah puasa, dan profil lipid. Banyak bukti juga menghubungkan konsumsi teh secara rutin dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, dengan manfaat terbesar terlihat pada konsumsi 3–4 cangkir per hari. Analisis lanjutan menunjukkan bahwa peminum teh memiliki risiko lebih rendah terkena stroke dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
Studi besar dari Jepang dan Korea turut menemukan bahwa konsumsi teh hijau 2–3 cangkir per hari dapat membantu mengurangi risiko demensia. Di Jepang, konsumsi rutin dalam jumlah tersebut bahkan terkait dengan penurunan risiko demensia hingga 25 persen. Penelitian lain juga mencatat bahwa tingginya konsumsi teh hijau berhubungan dengan lebih sedikitnya lesi pada jaringan otak, yang dapat menjaga fungsi kognitif dan menurunkan peluang gangguan otak sebesar 37 persen.
Jika teh lebih unggul pada aspek kesehatan kardiovaskular dan penuaan otak, kopi memberikan perlindungan kuat pada metabolisme, hati, dan penyakit neurodegeneratif. Konsumsi 2–4 cangkir kopi per hari dianggap paling optimal dalam menurunkan risiko berbagai penyakit.
Kopi kaya antioksidan seperti asam klorogenat yang berperan melawan radikal bebas penyebab penuaan sel. Banyak penelitian menunjukkan bahwa peminum kopi memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, serta sejumlah kanker, termasuk kanker endometrium dan kanker kolorektal.Studi berskala besar yang mencakup 201 meta-analisis menemukan bahwa konsumsi 3–4 cangkir kopi per hari menurunkan risiko kematian hingga 17 persen, serta menekan angka kematian akibat penyakit jantung hingga 19 persen.
Penelitian terpisah juga menunjukkan bahwa kebiasaan minum kopi dapat memperlambat perkembangan pradiabetes menjadi diabetes tipe 2. Bahkan, beberapa analisis menyebut konsumsi kopi dapat memperpanjang harapan hidup hingga dua tahun.
Dalam studi terbaru di British Medical Journal, konsumsi kopi dalam batasan wajar dapat memperpanjang telomer penanda umur biologis sel pada pasien dengan gangguan mental berat, setara dengan perbaikan usia biologis sekitar lima tahun. Efek ini diduga karena kopi mampu menekan stres oksidatif dalam tubuh.
Namun, cara penyajian kopi sangat mempengaruhi manfaatnya. Kopi hitam atau tanpa gula dipandang paling sehat, sedangkan tambahan krim dan gula berlebihan dapat menghilangkan manfaat tersebut. Waktu konsumsi juga berpengaruh minum kopi pada pagi hari terbukti lebih baik dibandingkan pada malam hari.
Keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Secangkir kopi 8 ons umumnya mengandung 80–100 mg kafein, sementara teh hijau mengandung sekitar 40–70 mg. Minuman lain berbasis teh biasanya memiliki lebih sedikit kafein, atau bahkan nyaris tidak mengandung kafein pada varian herbal.