Kesehatan

Jangan Anggap Sepele! Penyakit Arteri Perifer Bisa Curi Nyawa Diam-Diam

0

0

matajambi |

Senin, 14 Apr 2025 09:06 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM - Di balik tubuh yang tampak sehat, terdapat ancaman mematikan yang sering tak disadari: penyakit arteri perifer (PAD).

Meski gejalanya cenderung samar, penyakit ini dapat berujung pada amputasi hingga kematian, terutama jika tidak ditangani dengan tepat.

Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa PAD telah memengaruhi lebih dari 10 juta orang berusia 40 tahun ke atas di Amerika Serikat, dan angkanya terus bertambah di negara-negara dengan populasi lansia tinggi, termasuk Indonesia.

PAD merupakan kondisi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah di lengan dan kaki akibat penumpukan plak kolesterol. Aliran darah yang terganggu, khususnya di area kaki, bisa menyebabkan nyeri saat berjalan, mati rasa, luka yang sulit sembuh, infeksi, bahkan gangren.

Baca Juga: Lisa Mariana Bongkar Fakta Mengejutkan soal Anak Perempuan dari Ridwan Kamil, Kuasa Hukum: Tempuh Jalur Hukum, Bukan Drama Media

Jika dibiarkan, risiko amputasi dan komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke meningkat drastis.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Intermountain Health meneliti lebih dari 7.000 pasien PAD untuk menilai risiko kematian serta efektivitas penanganan medis mereka.

Hasilnya mencengangkan: hanya sekitar 30 persen pasien yang mendapatkan perawatan lengkap sesuai panduan medis, seperti terapi antiplatelet dan statin. Padahal, terapi ini terbukti penting untuk menurunkan risiko komplikasi.

“Padahal setiap pasien dengan PAD seharusnya mendapatkan terapi pengencer darah dan penurun kolesterol. Sayangnya, hanya satu dari tiga pasien yang benar-benar menerima kedua terapi tersebut,” ujar Dr. Viet T. Le, pakar jantung dari Intermountain Health sekaligus penulis utama riset tersebut.

Baca Juga: Skandal Pemerkosaan oleh Dokter Residen Anestesi Unpad di RSHS, IDI Soroti Lemahnya Pengawasan Rumah Sakit

Fakta lain yang tak kalah mengejutkan adalah bahwa lebih dari setengah pasien memiliki kemungkinan meninggal akibat komplikasi PAD, terlepas dari jenis kelamin mereka. Meskipun pria dan wanita sama-sama dirujuk ke spesialis, perempuan lebih sering diarahkan ke dokter umum, yang kadang tidak memiliki fokus khusus terhadap penyakit vaskular.

PAD kerap dijuluki “silent killer” karena sering berkembang tanpa tanda-tanda yang jelas. Namun, ada beberapa gejala yang sebaiknya tak diabaikan, antara lain:

Rasa nyeri atau kram di kaki saat berjalan dan membaik saat istirahat

Luka di kaki yang sulit sembuh

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER