Pada tahun 1789, Revolusi Prancis meletus, dan Marie Antoinette bersama suaminya, Louis XVI, menjadi target kemarahan rakyat. Mereka dituduh mengkhianati revolusi dan berusaha melarikan diri dari Prancis, yang akhirnya memperburuk situasi mereka. Pada 10 Agustus 1792, istana Versailles diserbu oleh massa revolusioner, dan keluarga kerajaan dipindahkan ke penjara di Paris.
Baca Juga : Mengejutkan! PDIP Umumkan 169 Pasangan Calon di Pilkada 2024: Megawati Siap Gaungkan Nama-Nama Baru
Akhir TragisMarie Antoinette diadili oleh Konvensi Nasional pada bulan Oktober 1793 dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine pada 16 Oktober 1793. Eksekusi tersebut menandai akhir dari era monarki absolut di Prancis dan menjadi simbol kemenangan revolusi rakyat.
Kisah Marie Antoinette adalah contoh klasik dari bagaimana figur publik yang mewah dan berkuasa dapat menjadi korban dari ketidakpuasan rakyat dan perubahan sosial yang drastis. Meskipun seringkali diingat sebagai ratu yang terjebak dalam kemewahan dan ketidakpedulian, hidupnya juga mencerminkan tantangan dan kegagalan sistem monarki di era tersebut. Nama Marie Antoinette tetap menjadi pengingat tentang bagaimana sejarah dan politik dapat saling mempengaruhi, dan bagaimana satu orang dapat menjadi simbol dari ketidakadilan sosial yang lebih luas.*