“Ada yang namanya adab, kalau punya adab pasti bisa menghargai orang lain, meskipun anak kecil sekalipun,” tambah warganet lain.
Tokoh agama setempat, Ustadz Amir, juga ikut memberikan tanggapan. Ia menilai panitia seharusnya segera meminta maaf secara terbuka agar tidak menimbulkan kekecewaan lebih besar di masyarakat.
“Walaupun itu kegiatan suka cita ulang tahun pemimpin kalian, harusnya jangan sampai mengorbankan penampilan anak-anak.
Segera klarifikasi, kalau perlu nyatakan permintaan maaf di media sosial. Kalau tidak, bisa jadi masyarakat enggan menghadiri acara kecamatan di kemudian hari,” ujarnya.
Menurutnya, peristiwa ini menjadi catatan penting bagi pejabat maupun panitia agar lebih berhati-hati dalam mengatur acara publik.
“Masyarakat sekarang sedang sensitif, jangan sampai ulah seperti ini menimbulkan mosi tidak percaya,” tegasnya.
Insiden Sungai Bahar menjadi pelajaran bahwa perayaan besar seperti HUT RI bukan hanya soal seremoni, tetapi juga penghargaan terhadap partisipasi generasi muda. Anak-anak yang sudah berlatih dan diundang secara resmi layak mendapat panggung, bukan justru dibungkam demi kepentingan pribadi.
Kini masyarakat menunggu langkah resmi dari pihak kecamatan dan panitia HUT RI. Apakah akan ada permintaan maaf, atau kasus ini hanya akan hilang ditelan waktu.