BATANGHARI, MATAJAMBI.COM – Kepolisian Resor Batanghari kembali menunjukkan keseriusannya dalam menumpas aksi premanisme dan pungutan liar (pungli) di wilayah hukumnya.
Dalam operasi besar bertajuk Pekat II SIGINJAI 2025, jajaran Polres berhasil mengungkap 40 kasus selama periode operasi yang berlangsung dari 1 hingga 20 Mei 2025.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapolres Batanghari, AKBP Handoyo Yudhi Santosa, dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Balai Laluan Bhayangkara, Rabu 21 Mei 2025 sore sekitar pukul 17.00 WIB.
Turut mendampingi dalam sesi pemaparan tersebut, Kabag Ops AKP Sudiharsono, S.H. dan Kasat Reskrim AKP M. Fachri Rizky.
Baca Juga: Bupati Muaro Jambi Dorong Sinergi Daerah Lewat Musrenbang RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029
Dari hasil Operasi Pekat II ini, sebanyak 78 orang pelaku diamankan, di mana empat di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pidana berupa pencurian dengan pemberatan serta satu kasus perampasan.
Dua pelaku lainnya diselesaikan melalui mekanisme Restorative Justice karena terlibat dalam tindak penganiayaan dan perusakan. Sementara itu, 72 pelaku pungli dikenai sanksi pembinaan dan pemantauan lebih lanjut.
Sebagai bukti konkret hasil operasi, pihak kepolisian juga memperlihatkan sejumlah barang bukti kepada awak media. Di antaranya berupa tas hasil curian, uang hasil pungli, botol minuman keras, senjata tajam jenis samurai, dua unit sepeda motor, dan satu buah tabung gas elpiji 3 kg yang juga merupakan hasil tindak kejahatan.
Kapolres Batanghari menegaskan bahwa meskipun Operasi Pekat II telah resmi berakhir, pihaknya langsung melanjutkan dengan kegiatan KRYD (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan) mulai 21 hingga 31 Mei 2025.
Baca Juga: Bupati Muaro Jambi Bambang Bayu Suseno Pimpin Upacara Harkitnas ke-117, Isi Pidatonya Bikin Haru!
Langkah ini diambil sebagai upaya berkelanjutan dalam menekan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, termasuk pemberantasan premanisme.
“Premanisme merupakan persoalan yang menjadi perhatian secara nasional. Meskipun belum ada indikasi kuat adanya organisasi premanisme terstruktur di Batanghari, namun kami tetap mengantisipasi setiap potensi yang mengarah ke sana,” tegas Kapolres.
Terkait latar belakang empat pelaku yang kini tengah menjalani proses penyidikan, Kapolres menjelaskan bahwa mayoritas pelaku merupakan pengangguran, dan faktor ekonomi menjadi motif utama mereka dalam melakukan kejahatan.
Para pelaku diketahui beraksi di wilayah Kecamatan Muara Bulian dan Kecamatan Tembesi.