MATAJAMBI.COM - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini bukan lagi sekadar konsep dalam film fiksi ilmiah.
Teknologi ini telah hadir di setiap aspek kehidupan manusia mulai dari menulis email dengan bantuan ChatGPT, menggulir video di TikTok yang diatur algoritma pintar, hingga melakukan transaksi perbankan secara digital.
AI benar-benar telah menjadi bagian dari rutinitas harian. Namun di balik segala kemudahan yang ditawarkan, ada sisi gelap yang jarang dibicarakan: ancaman terhadap privasi, pekerjaan, hingga kesehatan mental manusia.
Artikel ini mengupas bahaya tersembunyi dari penggunaan AI yang sering diabaikan banyak orang.
1. Invasi Privasi: Ketika AI Tahu Terlalu Banyak Tentang Anda
Setiap interaksi dengan teknologi berbasis AI meninggalkan jejak digital. Mulai dari saat Anda berbicara dengan chatbot, mengunggah foto, atau sekadar berbicara di dekat smart speaker, data Anda terus dikumpulkan, dianalisis, dan disimpan.
Masalahnya bukan hanya soal data yang dikumpulkan, tetapi bagaimana informasi itu bisa dimanfaatkan — bahkan mungkin digunakan melawan Anda di masa depan.CEO OpenAI, Sam Altman, pernah mengungkapkan bahwa percakapan pengguna dengan ChatGPT tidak sepenuhnya bersifat pribadi. Dalam kasus hukum tertentu, riwayat percakapan dapat diminta sebagai bukti.
Bayangkan jika Anda pernah membicarakan hal sensitif dengan AI, lalu percakapan tersebut muncul di ruang sidang. Privasi digital bukan lagi sekadar isu — melainkan ancaman nyata di era kecerdasan buatan.
2. Deepfake dan Misinformasi: Era Baru Kebohongan Digital
Kebohongan kini tidak lagi mudah dikenali. Dengan teknologi deepfake, AI dapat menciptakan video dan audio palsu yang terlihat begitu meyakinkan, seolah-olah benar-benar terjadi.
Seorang politisi bisa tampak mengucapkan pernyataan kontroversial, atau selebritas dapat “muncul” dalam video yang sama sekali tidak pernah mereka buat.